Pohon Jambu Depan Kamar
Faliq Ayken
Pohon jambu depan kamar kita begitu rimbun
Reranting pohonannya bercabang kuat, lebat
Saat pintu kita buka, angin masuk menyejukkan
Ketika kita lapar dan sungkan keluar kamar
Buah-buah pohon itu kita ambil dengan mata nanar
Buah-buah pohon itu kita makan bergantian
Buah jambu setiap hari jatuh depan pintu
Kita lupa mengambil dan memakannya
Saat itu kita sedang alpa bersyukur bahwa
pohon depan kamar adalah sahabat mengingat-Nya
Sekarang semua itu hanya kenangan yang tak mungkin kita temukan
Pohon yang sering kita sapa, kini ditebang orang iri melihat keintiman kita
Pohon jambu yang dulu rimbun, kini meranggas, kering daunannya
Kamar yang dulu sejuk kini gersang, panas tanpa angin menyejukkan
Lambat laun, akar-akar pohon itu masuk ke dalam tubuh kita
tanpa kata-kata
Pondok Petir,
Minggu, 23 Februari 2014