Cermin Mimi Aya
Faliq Ayken
Apa kabarmu, Liq, masihkah kauingat nasihatku
waktu kutitipkan cermin kesayanganku kepadamu?
Bagaimana rasanya becermin?
Apakah kau telah mengetahui dirimu sendiri?
Setiap malam, aku berdiri di depannya sambil mengedipkan mata,
terkedip-kedip seperti matamu sebelum dijemput Kekasihmu
yang telah lama kautunggu
Ialah Mimi Aya, perempuan yang tak pernah menyerah beri arah
Ialah kau, ibu yang tak suka anak-anaknya mencuri dan mencari
cermin-cermin lain sebelum ilmu cermin itu dihabiskan
Cerminmu adalah media perenungan
dari matahari sampai bulan menggantikan
Mimi Aya, saat becermin aku menemukanmu di dalamnya
Aku menciummu, memelukmu, sampai cermin itu pecah terbelah dua
"Allah adalah tujuan yang harus kauperjuangkan dengan caramu,"
katamu sebelum cermin itu kausambung menjadi satu
Semesta ini, cermin yang kautitipkan kepadaku
Pondok Petir,
Minggu, 30 Maret 2014
0 komentar:
Posting Komentar