21/04/14

Seorang Lelaki Penuh Ambisi

Faliq Ayken


Seorang lelaki penuh ambisi
Meninggalkan kampung halaman
Hijrah ke kampung orang, kampung ulama
Mengambil ilmu sebanyak mungkin darinya

Seorang lelaki penuh ambisi
Setiap hari berkutat dengan kata-kata
Mengejar waktu agar tak tertinggal
Kala tertinggal, ia akan ditanggalkan
Meninggal dalam kesendirian

Seorang lelaki penuh ambisi
Setiap malam datang menemui Kekasihnya
Dalam ruang penuh cahaya, ia menyendiri di pojok jendela
Mulutnya komat-kamit mengantarkan mantra tolak bala

Seorang lelaki penuh ambisi
Mulutnya masih komat-kamit
Kali ini bukan untuk tolak bala,
tapi untuk setoran nazam-nazam alfiya

Seorang lelaki penuh ambisi
Pulang kampung setelah sekian tahun
Memboyong ilmu-ilmu yang didapat dari kampung orang
Menaruhnya di kamar tidur, rak buku, dan meja makan

Seorang lelaki penuh ambisi
Mengabdikan dirinya untuk masyarakat kampung halamannya
Dalam hatinya berucap, "Aku bisa melawan siapa pun demi kemajuan
masyarakat kita. Aku lama tinggal di pesantren. Ilmuku lebih dalam."

Seorang lelaki penuh ambisi
Bingung dan ketakutan, ia tak punya ladang untuk menanam
Akhirnya, ia menanam pohon-pohon di ladang orang,
tanpa permisi ia terus mencuri solusi

"Tenang saja, aku punya banyak dalil-dalil."


Pondok Petir,
Minggu, 20 April 2014

0 komentar:

Huruf Liar -Blog Puisi Faliq Ayken by Ourblogtemplates.com 2014